Sabtu, 29 Agustus 2009

Resensi 'Bodyguard Bawel' : 'Bawel Itu Positif Koq'

Judul : Bodyguard Bawel

Penulis : Triani Retno A

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tanggal Terbit : April 2009

Tebal Halaman: 181 Hal

Harga : Rp 22.000,-

Bagi penggemar setia cerpen dan novel remaja, penulis satu ini sudah tak asing lagi dalam pendengaran. Nama ‘Triani Retno A’ bukanlah penulis baru dalam dunia tulis-menulis. Debutnya sudah dimulai sejak tahun 1995 melalui sebuah majalah remaja. Tahun-tahun awalnya dalam dunia tulis-menulis ditorehkan dengan nama ‘Teera’. Tak heran jika buah karya hasi; torehan tintanya sudah melewati angka 100, di mana lebanyakan dari hasil karya ini muncul dalam majalah. Sebut saja Bukan Jilbab Semusim (Novel. Tiga Serangkai,2006) dan Masih Ada Hati Bicara ( Novel. GTP 2006). Dua judul novel tersebut hanyalah sedikit judul dari begitu banyak buah karya yang cukup digemari pembaca.

Bodyguard Bawel, melihat dari judul dan cover pun kita akan tahu bahwa novel ini akan berkisah tentang suatu kebawelan dan ber-genre komedi. Memaparkan sepenggal kisah seorang gadis kelas 2 SMU, Lea. Gadis cantik yang diselingi dengan kemampuan bela diri, kebaikan hati, dan bawel, tentu saja. Tak seperti mayoritas gadis cantik remaja lainnya, Lea tak menyukai bergosip. ‘Aktivitas cewek’ yang satu ini menurut Lea hanya akan membuatnya ribet. Itu juga yang membuatnya lebih menyukai kawan laki-laki daripada diharuskan bergaul dengan makhluk sejenisnya. Namun, bukan berarti Lea tidak mempunyai sahabat cewek, jangan salah lho…, ada Yola. Ada juga Yugi, sahabat cowoknya. Yola dan Yugi adalah dua orang sahabat yang selalu ada untuk Lea, begitu juga sebaliknya. Kecantikan dan kesupelan Lea dalam bergaul kerapkali membuat teman laki-lakinya jatuh cinta. Namun, terkadang keberanian Lea dan jagonya dalam bela diri acap kali membuat mereka minder. Selain itu, Lea juga sangat menjunjung sattus high quality jomblonya. Ia selalu berdalih karena ia sedang menunggu sang pengeran datang. Hal yang ia rasakan saat ia bertemu Gilang dalam aksi penyelamatan tas mamanya Gilang dari copet.

Walaupun ber-genre komedi, tak seperti kebanyakan komedi yang hanya mengedepankan kekocakan saja, novel ini patut diacungi jempol, karena ada banyak hal positif yang dapat diperoleh pembaca secara ringan dari novel ini. Novel ini membaea peringatan-peringatan ringan tanpa nada meggurui yang sering kali disisipkan dalam kebawelan Lea akan pentingnya peduli terhadap lingkungan. Misalnya saja, celoteh dan pemikiran Lea tentang dilemma dalam penggunaan AC dalam kehidupan manusia. Ringan tetapi menyentuh . tanpa nada menggurui. Terlebih lagi, novel ini dapat mencerminkan bagaimana sosok remaja Indonesia yang seharusnya mampu berpikir kritis dan selalu mempunyai pemikiran untuk maju. Jadi, pas banget deh dibaca untuk remaja. Ringan, nggak serius, tetapi dapat pelajaran.

Di sisi lain, seperti yang kita ketahui, mayoritas pembaca terutama remaja selalu menginginkan cerita yang lugas dan happy ending, novel ini kurang memenuhi syarat itu. Tetapi justru dengan hal seperti itulah dapat membangun perspektik pembaca. So, sangat dianjurkan membaca novel ini. J